PandanganAl-Qur'an Tentang Kedudukan dan Eksistensi Pengetahuan Malaikat Pada ayat 30 dan 31 surah al-Baqarah (2) disebutkan, "Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku ingin menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
MembumikanAl-QuranBagian 4 oleh Dr. M. Quraish Shihab Al-Quran, Ilmu, dan Filsafat ManusiaAl-Quran Al-Karim dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu dan filsafat manusia, dapat disimpulkan mengandung tiga hal pokok:Pertama, tujuan.Akidah atau kepercayaan, yang mencakup kepercayaan kepada (a) Tuhan dengan segala sifat-sifat-Nya; (b) Wahyu, dan segala kaitannya dengan, antara lain, Kitab-kitab
HAKIKATMANUSIA MENURUT PLATO. 10 Juli 2017 / amaliawatidesty. Memahami makhluk Tuhan yang bernama manusia sungguh sangat sukar. Berbagai macam pandangan para tokoh mengenai manusia. Ahli mantic (logika) menyatakan bahwa manusia adalah "Hayawan Natiq" (manusia adalah hewan berpikir), seorang ahli filsafat yaitu Ibnu Khaldun menyatakan bahwa
Tiadanyapengajaran pada malaikat lantaran tiadanya tuntutan dan kapasitas seperti ini pada diri mereka; malaikat tidak mampu mengemban dan memikul kedudukan seperti ini. Adapun manusia meski dari sudut pandang aktualitas (fi'il) sangat terbatas namun dari sisi kapabilitas dan potensi (quwwah) yang dimilikinya tidak terbatas.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. 75% found this document useful 4 votes6K views22 pagesOriginal TitleMAKALAH TENTANG © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?75% found this document useful 4 votes6K views22 pagesMakalah Tentang MalaikatOriginal TitleMAKALAH TENTANG to Page You are on page 1of 22 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 11 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 15 to 20 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Jakarta - Setiap manusia ada malaikat yang mengawasi semua langkah dan tindak tanduknya. Dikutip dari buku Syarah Riyadhus Shalihin JilidI karya Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, seluruh amalan harus dipertanggungjawabkan di hari catatan aman yang menulis amal perbuatan manusia selama hidup, nantinya dibagikan pada hari kiamat. Buku tersebut adalah tanggung jawab dua malaikat yang menjaga seorang manusia seumur hidupnya di dunia."Allah SWT telah memberikan tugas setiap orang diawasi dua malaikat, yang satu ada di sebelah kanan dan satunya di samping kiri. Keduanya menulis segala perkataan maupun perbuatan yang dilakukan manusia," tulis buku malaikat dan tugasnya membantu manusia selalu waspada terhadap segala tindak tanduknya. Apalagi Allah SWT telah mengingatkan keberadaan malaikat tersebut dalam beberapa ayat Al ayat Al Quran tentang manusia diawasi malaikatA. QS Ar Ra'd ayat 11لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍArab latin Lahụ mu'aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓụnahụ min amrillāh, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū`an fa lā maradda lah, wa mā lahum min dụnihī miw wālArtinya "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah nmenghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."B. QS Qaf ayat 16-18وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِArab latin wa laqad khalaqnal-insāna wa na'lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh, wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd16. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,إِذْ يَتَلَقَّى ٱلْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلْيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٌArab latin iż yatalaqqal-mutalaqqiyāni 'anil-yamīni wa 'anisy-syimāli qa'īd17. yaitu ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌArab latin mā yalfiẓu ming qaulin illā ladaihi raqībun 'atīd18. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu QS Fatir ayat 13-14يُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَيُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ ٱلْمُلْكُ ۚ وَٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِۦ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍArab latin yụlijul-laila fin-nahāri wa yụlijun-nahāra fil-laīl, wa sakhkharasy-syamsa wal-qamara kulluy yajrī li`ajalim musammā, żālikumullāhu rabbukum lahul-mulk, wallażīna tad'ụna min dụnihī mā yamlikụna ming qiṭmīr13. Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang berbuat demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru sembah selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا۟ دُعَآءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا۟ مَا ٱسْتَجَابُوا۟ لَكُمْ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ ۚ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍArab latin in tad'ụhum lā yasma'ụ du'ā`akum, walau sami'ụ mastajābụ lakum, wa yaumal-qiyāmati yakfurụna bisyirkikum, wa lā yunabbi`uka miṡlu khabīr14. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Muhammad SAW dalam haditsnya telah menjelaskan mekanisme kerja kedua malaikat. Tentunya, mekanisme ini berdasarkan arahan Allah SWT. Berikut haditsnyaعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ -فِيْمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى-، قَالَ إِنَّ اللهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ فِي صَحِيْحَيْهِمَا بِهَذِهِ Dari Ibnu Abbas RA dari Rasulullah SAW tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabbnya. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan lalu tidak mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat mengerjakan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus lipat hingga perlipatan yang banyak. Jika dia berniat melakukan keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat melakukan keburukan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu sebagai satu keburukan." HR Bukhari.Muslim di Indonesia mengenal sosok malaikat yang mengawasi manusia sebagai Raqib dan Atid. Namun dikutip dari buku Malaikat dalam al-Qur'an Yang Halus dan Tak Terlihat karya M. Quraish Shihab, penamaan malaikat sebetulnya punya sumber yang tidak Raqibun Atid memang terdapat dapat QS Qaf ayat 17, tapi tak dijelaskan apakah itu adalah nama atau fungsi kedua malaikat. Terlepas kebenaran nama Raqib dan Atid, pemilihan kata Raqibun Atid patut diperhatikan. Keduanya merujuk pada sifat malaikat."Raqib berasal dari makna kata tampil tegak untuk memelihara sesuatu. Dia selalu memperhatikan dan mengawasi yang wajib dipelihara. Sementara asal makna kata Atid adalah hadir dan siap dengan alat-alat yang dibutuhkan," tulis Quraish kata tersebut bisa ditarik makna, pencatatan sejatinya tidak bertujuan mencari kesalahan atau menjerumuskan. Selain itu, kedua malaikat pengawas akan selalu tanpa lengah sedikit pun untuk mengawasi manusia. Simak Video "Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali" [GambasVideo 20detik] row/lus
JAKARTA-Surat al-Baqarah ayat 30 mengabadikan protes atau keberatan malaikat atas rencana Allah SWT menciptakan makhluk baru bernama manusia. Apakah keberatan malaikat itu dikagorikan bahwa malaikat memiliki nafsu?Pengasuh Pondok Pesantren Integrasi Quran PPIQ 368, Bandung, Jawa Barat, KH Iskandar Mirza menjelaskan tentang redaksi ayat 30 ini. Sebelum menjelaskanya, Ustaz Mirza terlebih dahulu menyampaikan tentang unsur tiga makhluk yang telah diciptakaan Allah SWT yakni Iblis, Malaikat, dan Manusia. "Setidaknya kita mengenal tiga makhluk Allah SWT dengan kereteria berbeda, yaitu, Iblis bagian dari bangsa jin, Malaikat dan Manusia," katnya melalui kajian onlinenya menjelang Maghrib, Selasa 19/5.Master Trainer di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Motivasi Spiritual Qurani MSQ ini menyampaikan, bahwa Iblis diciptakan dari unsur api, Malaikat diciptakan dari unsur nur atau cahaya dan Manusia dicipta dari unsur tanah. Tipikal iblis adalah pembangkang, sedangkan malaikat adalah tipikal makhluk taat dan patuh. Hal ini dapat lihat surah at tahrim ayat 6 sebagai bukti bahwa malaikat tidak memiliki nafsu. "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." dengan keberatan malaikat atas rencana Allah ciptakan manusia memang banyak muncul pertanyaan, bagaimana mungkin malaikat bisa melakukan prediksi bahwa "khalifah" yang diwakili oleh Nabi Adam AS sebagai nenek moyang manusia kelak nantinya akan menjadi sosok yang akan melakukan keonaran, kerusakan dan pertumpahan darah?!"Mari kita perhatikan tafsir ayat ke 30 dari surah al-Baqarah, apakah prediksi malaikat terhadap eksistensi "khalifah" adalah bagian dari nafsu malaikat?. KH Mirza menjelaskan, pertama, kata yang digunakan oleh malaikat dalam ayat itu menggunakan bentuk pertanyaan yaitu huruf alif yang dibaca "ataj'alu..." makna alif disini adalah bentuk pertanyaan apakah. Artinya kata KH Mirza, bentuk tanya ini menunjukkan ketidaktahuan malaikat akan new product makhluk bernama "khalifah". Sebgai konsekwensi makhluk yang tidak punya pengetahuan adalah belajar dengan cara diajarkan."Dialog antara Allah dan Malaikat yang sering dimaknai sebagai bentuk protes malaikat ini seringkali dimaknai bagian dari nafsu, padahal itu adalah bentuk ketidaktahuan malaikat," ungkapan malaikat yang mengatakan bahwa nanti "khalifah" ini akan membuat keonaran dan pertumpahan darah tidak lain adalah bagian dari ilmu yang diajarkan Allah SWT pada malaikat. Seakan Allah ingin memberitahukan pada malaikat sebuah informasi penting tentang "khalifah". "Dari kalangan khalifah ini akan lahir para Nabi dan Rasul sebagai pengemban risalah langit, walau ada juga dari golongan makhluk ini yang ingkar dan melanggar titah langit atas potensi dan fisika iblis," begitu kata KH Mirza, semakin jelas bahwa malaikat itu adalah makhluk yang ma'shum bebas dosa, sifatnya tak pernah bermaksiat, senantiasa patuh dan taat pada titah langit. Ditinjau dari kajian nafsu dalam perspektif Alquran pun malaikat tidak memiliki Alquran ada tiga kategori nafsu, yaitu ; muthmainnah yaitu ; keinginan selalu mengingat Allah QS. Al Fajr 27-28, lawwaamah yaitu ; keinginan mencela orang yang melakukan kesalahan baik dosa besar maupun dosa kecil QS. Al-qiyamah 2, dan as su'u yaitu ; keinginan untuk melakukan perbuatan dosa QS. Yusuf 53. KH Mirza menyampaikan, bahwa sifat dan kreteria malaikat yang senantiasa bertasbih, dan mensucikan Allah SWT adalah bagian dari sifat asal malaikat itu sendiri, yang tidak berbuat dan bertindak kecuali adanya titah dan intruksi langsung dari Allah. Bahkan malaikat tidak pernah melakukan inisiatif dalam menjalankan amanah ini katanya, berbeda dengan sifat manusia yang tercipta dari unsur tanah, di mana salah satu sifat tanah adalah menyerah dan menerima apapun yang ditanya di dalamnya tanpa melihat baik dan buruk semua dapat masuk pada dirinya. Sebab itu tiga sifat ini oleh Imam al Ghazali sangat mungkin dapat masuk pada diri manusia. "Yaitu sifat malaikat yang mewakili kebaikan, sifat syaithoniyyah mewakili keburukan, dan sifat hayawaniyah mewakili nafsunya. WaAllahu a'lam," katanya mengakhiri kajian onlinenya.
pengetahuan manusia tentang malaikat sangat terbatas pada